Akhir-akhir ini istilah Lini Masa sering digunakan untuk menyebutkan urutan waktu. Kata Lini Masa berasal dari dua suku kata yang membentuk kata baru. Mungkin kata ini diserap dari bahasa yang digunakan pada media sosial seperti Facebook dan Twitter. Time (Waktu) Line (garis), jadi mengacu pada arti ini timeline adalah garis waktu. Garis waktu, linimasa atau alur waktu adalah suatu yang mewakili kronologis urutan peristiwa. Garis waktu dapat dibuat menurut era, abad, tahun, bulan, minggu, hari, dan bahkan jam yang panjangnya dapat bervariasi. Dalam garis waktu, terdapat titik-titik yang mewakili peristiwa-peristiwa penting.
Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Agar waktu dalam setiap peristiwa atau kejadian dapat dipahami, maka sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini adalah agar babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya.
Pada tulisan ini saya akan membahas Lini Masa mengenai kesenian masyarakat Indonesia sejak masa kerajaan-kerajaan Islam, masa penjajahan dan masa kebangsaan, hingga masa sekarang. Salah satu kesenian yang banyak terdapat di masyarakat adalah lagu. Lagu merupakan salah satu bentuk kesenian hasil dari sebuah peradaban budaya. Kesenian selalu berkembang mengikuti perkembangan dan perubahan peradaban budaya masyarakat. Perhatikan contoh Lini Masa, perubahan kesenian dari masa ke masa berikut ini :
1. Garis Waktu Seni Musik
2. Garis Waktu Seni Rupa
4. Garis Waktu Seni Pertunjukan
Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Agar waktu dalam setiap peristiwa atau kejadian dapat dipahami, maka sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini adalah agar babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya.
Pada tulisan ini saya akan membahas Lini Masa mengenai kesenian masyarakat Indonesia sejak masa kerajaan-kerajaan Islam, masa penjajahan dan masa kebangsaan, hingga masa sekarang. Salah satu kesenian yang banyak terdapat di masyarakat adalah lagu. Lagu merupakan salah satu bentuk kesenian hasil dari sebuah peradaban budaya. Kesenian selalu berkembang mengikuti perkembangan dan perubahan peradaban budaya masyarakat. Perhatikan contoh Lini Masa, perubahan kesenian dari masa ke masa berikut ini :
1. Garis Waktu Seni Musik
- Pada masa kerajaan-kerajaan Islam, kesenian digunakan sebagai media untuk pengumpul massa dalam rangka menyebarkan ajaran agama Islam. Misalnya, Sunan Kalijaga yang menyisipkan ajaran Islam ke dalam cerita wayang, lagu Tombo Ati, upacara sekaten, dan sebagainya.
- Pada masa penjajahan, kesenian banyak terpengaruh oleh budaya kolonial atau penjajah. Contohnya Musik Keroncong, yang awalnya diperkenalkan Portugis pada abad 16. Musik ini kemudian dikembangkan oleh orang Indonesia dan menjadi musik khas masyarakat Indonesia.
- Pada masa pergerakan nasional kesenian berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa. Seperti yang terjadi pada peristiwa Sumpah Pemuda. Selain mengucapkan sumpah, pada saat itu diperkenalkan “Lagu Kebangsaan Indonesia Raya” yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman dan pengibaran bendera “Pusaka” Sang Merah Putih. Dengan lagu Indonesia Raya tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bersatu.
- Pada masa sekarang seni musik biasanya digunakan untuk hiburan. Selain itu kesenian juga memiliki fungsi pengungkapan emosional. Lagu berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. Misalnya dengan kata lain bernyanyi kita dapat mengungkapkan perasaan atau emosi kita.
2. Garis Waktu Seni Rupa
- Periode Kerajaan Islam banyak meninggalkan seni bangunan seperti masjid dan makam, bangunan keraton, kaligrafi, dan ragam hias bercirikan khas Islam. Pada masa kerajaan-kerajaan Islam, seni rupa digunakan sebagai media akulturasi budaya Islam dengan budaya Hindu dan Budha.
- Pada masa penjajahan, seni rupa terutama seni bangunan terkait dengan seni yang berkembang di Eropa. Hasil seni masa penjajahan antara lain benteng, istana, gereja dan rumah. Contoh benteng yang dibangun pada masa penjajahan antara lain benteng Vredeburg, dan Vestenburg.
- Pada masa pergerakan nasional yaitu Bangkitnya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada Tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
- Pada masa sekarang seni rupa berkembang menjadi 2 cabang utama, yaitu seni pakai dan seni murni. Seni pakai adalah jenis seni yang diciptakan untuk menghias atau memperindah benda-benda pakai mulai dari hiasan pada benda-benda pakai sehari-hari, peralatan makan dan minum, kendaraan, hiasan taman, hotel, istana, gedung-gedung, patung-patung hiasan jalan, pakaian serta senjata dan benda-benda pakai lainnya. Seni murni adalah seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan ekspresi tanpa ada titipan kebutuhan lainnya seperti lukisan, kria, dan patung yang berfungsi sebagai ekspresi si seniman
- Pengaruh agama Islam yang membawa seni tari lebih berkembang karena digunakan sebagai media penyebaran agama Islam terutama di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga muncul beberapa topeng antara lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo, tembem, pentul dan lain sebagainya.
- Pada zaman penjajahan, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada dalam suasana peperangan dan penjajahan. Namun untuk mengangkat semangat kepahlawanan akibat penjajahan muncul jenis tari Pejuang, Prajuritan, Bondoyudo, dan Prawiroguna.
- Pada masa Pergerakan Nasional tidak lepas dari semangat juang para senimannya. Suasana semacam itu akan berpengaruh terhadap karya-karya tari yang dilahirkan. Contohnya tari Jawa gaya Yogyakarta, tari tersebut memiliki disiplin yang ketat, gerak-gerak yang tegas, pandangan yang tajam dan lugas. Kemudian muncul perkumpulan-perkumpulan tari sebagai sarana pertumbuhan dan perkembangan tari, seperti perkumpulan Kridha Beksa Wirama di Yogyakarta.
- Pada masa sekarang perkembangan seni tari kembali mulai difungsikan, yaitu untuk upacara keagamaan dan untuk hiburan. Pada masa sekarang banyak sanggar-sanggar atau organisasi pencinta tari traditional membuat gerakan kreasi dengan tema tarian yang sama, tidak menghilangkan cerita atau makna yang ada di tarian tersebut hanya saja untuk menarik penonton supaya terlihat menarik lagi dan lebih banyak kreasi yang terlihat.
4. Garis Waktu Seni Pertunjukan
- Pada masa kerajaan Islam seni pertumbuhan seni pertunjukan tidak terganggu. Bahkan seringkali seni tari dan gamelan dipakai alat daya tarik untuk mengumpulkan orang-orang agar mau mendengarkan khotbah-khotbah tentang ajaran agama Islam. Perkembangan seni tari di Jawa Tengah pada Zaman ini nampak lebih pesat dalam masa pemerintahan Sultan agung sebagai raja Mataram Islam. Selain itu Sunan Kalijaga, yang juga menggunakan seni pertunjukkan wayang untuk menyebarkan agama Islam.
- Pada zaman penjajahan, Indonesia dijejali dengan berbagai jenis tari klasik, pada umumnya berasal dari Jawa dan Bali karena mendapatkan pengayoman yang baik dari istana, bahkan para senimannya dihidupi oleh para raja untuk memelihara dan mengembangkannya. Masa pengaruh barat ditandainya dengan masuknya musik nasional, dan sandiwara. Dari Cina berupa alat musik cina (gambang krromong) dan tarian yang disebut Barongsai dan Rebana (alat musik) dari Arab.
- Pada masa pergerakan nasional mempunyai dampak baik terhadap perkembangan seni tari. Hal ini terbukti dari berbagai tari yang hanya dinikmati kaum bangsawan di Istana kemudian disebarluaskan ke kalangan masyarakat luas. Seni Pertunjukan di Bali mengalami perkembangan pesat sejak masa pemerintahan Dalem waturenggong hingga pemerintahan raja-raja sebelumnya abad ke XX. Dramatari yang muncul dan berkembang di Bali antara lain : Gambuh, Topeng (topeng Pajegan dan topeng Panca), Arja, Wayang Wong, Wayang Kulit. Namun sebelumnya telah muncul tari untuk upacara yakni, tari Baris (Bebarisan), dan Rejang. Demikian pula muncul berbagai tema tari legong.
- Pada masa sekarang ini ditandai dengan bermunculan berbagai jenis tari kreasi dan kemudian lambat laun beranjak kebentuk kontemporer. Secara garis besar seni pertunjukan berkembang pesat karena seni pertunjukan menjadi cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Dalam pendidikan unsur-unsur barat mulai masuk dalam tari dengan menerapkan berbagai komposisi dan level gerak, diasuh oleh para seniman-seniman yang berpendidikan seni.