Jumat, 17 April 2020

Analisis Cerita ‘Kupu-Kupu Berhati Mulia’

Gadis Rantau
Analisis Cerita ‘Kupu-Kupu Berhati Mulia’

Penjelasan mengenai tokoh dan sifat tokoh pada cerita fabel 'Kupu-Kupu Berhati Mulia'. Selamat membaca dan selamat memahami. 

Kupu-Kupu Berhati Mulia
Cerita ‘Kupu-Kupu Berhati Mulia’
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.

Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.

 “Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”


Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat di mana-mana. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.

“ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong...!” Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas.

Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.” Lalu, sang semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.

Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.

Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.

Ternyata, kepompong yang dulu diejek sudah menyelamatkan dirinya. Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan tentang isi teks. Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks fabel “Kupu-Kupu Berhati Mulia” tersebut, kamu dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut.

1. Siapa tokoh dalam cerita Kupu-Kupu Berhati Mulia itu?
Jawab:
Tokohnya ada dua, yaitu Kupu-Kupu dan Semut.

2. Apa masalah yang muncul dalam teks cerita Kupu-Kupu Berhati Mulia tersebut?
Jawab:
Masalah yang muncul adalah semut mengejek kepompong; Masalah lainnya adalah, semut tercebur ke dalam lumpur.

3. Apa yang dirasakan para tokoh dalam teks itu?
Jawab:
Yang dirasakan oleh para tokoh dalam cerit Kupu-Kupu Berhati Mulia adalah sebagai berikut:
Kupu-Kupu merasa kasihan kepada Semut karena mengalami kesulitan saat tercebur ke lumpur.
Semut awalnya merasa sombong. Karena semut merasa makhluk paling hebat. Semut melihat Kepompong yang tergantung dan tidak bisa melakukan apa-apa.
Semut kemudian merasa menyesal karena telah menghina kepompong padahal kepompong ketika sudah menjadi kupu-kupu mau membantu sang semut.



4. Mengapa si semut dikatakan sombong dan si kupu-kupu dikatakan berhati mulia?
Jawab:
Semut dikatakan sombong karena semut mengejek makhluk lain. Dalam hal ini mengejek kepompong yang kondisinya tergantung di ranting. Sementara Semut bisa berjalan ke mana ia mau dan mampu mengangkat beban yang beratnya berkali lipat berat badannya.

Kupu-Kupu dikatakan berhati mulia karena kupu-kupu mau membantu semut yang pernah mengejeknya. Dia mau memaafkan orang yang telah mengejeknya. Bukan hanya memaafkan, bahkan Kupu-Kupu mau membantu semut yang telah mengejeknya ketika semut mengalami kesulitan.

5. Sebutkan contoh kebaikan dan kejelekan dari sifat tokoh-tokoh dalam teks itu!
Jawab:
Contoh kejelekan, sifat semut yang sombong dan suka mengejek.

Contoh kebaikan, kemauan Kupu-Kupu memaafkan semut yang telah mengejeknya ketika bentuk Kupu-Kupu masih Kepompong. Kebaikan lain adalah sifat yang ditunjukkan oleh semut yang mau berjanji untuk mengubah sifat suka mengejeknya dan meminta maaf kepada kupu-kupu.

6. Coba sebutkan satu kebaikan dan satu kejelekan yang pernah kamu lihat di lingkunganmu? Bagaimana sikap kamu melihat hal itu?
Jawab:
Contoh kebaikan yang sering terjadi di lingkungan kita, ketika ada musibah melanda banyak orang saling membantu. Mereka membantu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Misalnya saat terjadi bencana alam, ada relawan yang membantu mencari korban. Ada relawan yang membantu menggalang dana. Ada pula relawan yang menemani anak-anak korban agar tidak trauma. Itu adalah contoh-contoh kebaikan yang terjadi di lingkungan kita.

7. Setujukah kamu jika terjadi musibah, kita harus saling membantu? Mengapa hal itu kita lakukan?
Setuju, karena dengan saling membantu, orang akan tertolong. Selain itu, dengan saling membantu ketika terjadi bencana itu akan menunjukkan kekuatan kita sebagai bangsa Indonesia. Bangsa yang selalu bisa bangkit dari segala bentuk bencana yang telah menimpa.

8. Kepompong mewakili sebuah siklus kehidupan. Saat menjadi kepompong, dia hanya diam dan tidak bisa pergi ke mana-mana. Selanjutnya, dia bahagia saat menjadi kupu-kupu. Begitulah kehidupan. Bagaimana pendapat kamu tentang hal itu?
Jawaban:
Kepompong berubah menjadi kupu-kupu adalah sebuah siklus. Artinya siklus adalah perputaran dan pergantian. Jadi, untuk bisa menjadi sesuatu yang indah prosesnya harus berat bahkan hidup dalam posisi menggantung dan tidak bisa bergerak sedikitpun.
Tetapi ketika sudah bisa mengalami proses yang berat dan bertahan. Maka akan menjadi kupu-kupu yang bisa terbang tinggi. Selain itu bentuknya juga indah dan disukai banyak orang.

Begitu juga dengan manusia. Jika dia mau bersusah payah berusaha dan berproses, orang tersebut akan menjadi manusia sempurna yang kehadirannya disukai banyak orang. Alias menjadi orang yang sukses.


Sekian penjelasan mengenai cerita Kupu-Kupu Berhati Mulia. Semoga bermanfaat.