Materi ini akan menjelaskan tujuan kedatangan bangsa Spanyol di Indonesia. Dari pelajaran sejarah, kita bisa mengetahui bahwa Spanyol adalah satu dari beberapa bangsa barat yang pernah datang ke Indonesia dengan keperluan perdagangan rempah-rempah. Sama seperti bangsa barat lainnya, mereka masuk melalui jalur pelayaran.
Di masa lalu, bangsa Spanyol memang terkenal sebagai bangsa yang gemar melakukan ekspedisi laut. Mereka memiliki pelayar-pelayar handal yang mengarungi samudra untuk mencari jalur pelayaran baru. Bahkan, penemuan benua Amerika merupakan hasil ekspedisi dari bangsa Spanyol yang saat itu dipimpin oleh Christopher Columbus.
Kepulauan Nusantara menjadi salah satu tempat berlabuhnya kapal-kapal Spanyol. Setelah tersebarnya berita bahwa Portugis berhasil menemukan jalur pelayaran ke sumber rempah-rempah, bangsa Spanyol pun tertarik untuk mencobanya. Pihak kerajaan Spanyol menugaskan dua orang pelayarnya Ferdinand Magellan dan d'Cano untuk ikut menemukan jalur pelayaran rempah-rempah.
Kedatangan Bangsa Spanyol di Indonesia
Menurut penjelasan Stefan Zweig dalam Conqueror of the Seas-The Story of Magellan, kedatangan bangsa Spanyol di Indonesia diawali oleh proses penjelajahan bangsa Spanyol yang dipimpin oleh Fernando de Maggellan's. Kapal-kapal mereka berhasil memasuki Asia Tenggara pada tanggal 10 Agustus 1519. Diperkirakan, terdapat 5 kapal dengan awak sejumlah 260 orang yang ikut dalam rombongan tersebut.
Bertindak sebagai wakil komandan adalah Kapten Yuan Sebastian del Cano. Kisah-kisah perjalanan mereka mengarungi samudra diabadikan oleh Pigafetta, seorang sastrawan Italia yang sejak awal ikut bersama rombongan. Belakangan, karya Antonio Pigafetta menjadi sumber rujukan utama bagi para penulis sejarah lokal maupun asing.
Menurut Zweig, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, para pelaut Spanyol tiba di Kepulauan Massava pada tahun 1520. Kemudian, kepulauan ini diberi nama Philipina, mengambil nama Raja Spanyol Philips II. Di pulau tersebut rombongan Magellan's mendapat serangan dari orang-orang Mactan (suku Cebu).
Akibat serangan tersebut, Magellan's akhirnya tewas terbunuh pada tanggal 27 April 1521 oleh Datuk Lapu-Lapu dalam persinggahannya sebelum menuju Eropa. Namun demikian nama Magellan's tercatat sebagai orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat menuju Asia. Wakilnya, Sebastian del Cano mengambil alih pimpinan ekspedisi. Oleh karenanya pelayaran Magellan's itu dikenal dengan nama ekspedisi "Magellan-Cano".
Pada tahun 1521, Juan Sebastian del Cano ditengarai berhasil membuka jalur laut baru. Sebab dalam pelayarannya kembali ke Spanyol, mereka terlebih dahulu singgah di Tidore, Maluku Utara, kemudian berlabuh di pulau Buru yang saat itu masih berada dalam jalur pelayaran internasional. Tidak berapa lama kemudian, Spanyol menjalin hubungan perdangan dengan Sultan Tidore Al Mansyur (1512-1526).
Tujuan Kedatangan Bangsa Spanyol di Indonesia
Sama seperti bangsa Barat lainnya, tujuan kedatangan bangsa Spanyol di Indonesia dilandasi oleh Gold, Gospel, dan Glory, serta ditambah dengan tujuan lainnya, yaitu menyebarkan kebudayaan. Berikut masing-masing penjelasan dari tujuan bangsa Spanyol di Indonesia tersebut:
1. Mencari Kekayaan Rempah-rempah (Gold)
Motivasi awal keberangkatan para pelaut Spanyol adalah mencari kekayaan rempah-rempah langsung dari sumbernya. Sejak awal, kawasan Asia Tenggara dikenal sebagai sumber rempah-rempah yang mengisi pasar Eropa. Bangsa-bangsa yang mendiami Asia Tenggara diketahui sebagai penghasil rempah-rempah terbaik dunia.
Setelah mendengar keberhasilan Portugis menemukan jalur pelayaran rempah-rempah, Spanyol tertarik untuk ikut mencoba. Mereka menugaskan para pelaut terbaiknya mengarungi Samudra untuk mencari jalur pelayaran baru, seperti yang dilakukan oleh Portugis. Rombongan ekspedisi tersebut dipimpin oleh Magellan's.
Pada tahun 1521, sisa-sisa armada Magellan yang dipimpin oleh Sebastian del Cano tiba di Tidore. Mereka diterima dengan baik oleh masyarakat dan pihak kerajaan. Spanyol dianggap bisa dijadikan sebagai sekutu untuk menghadapi Kerajaan Ternate yang bersekutu dengan Portugis. Sebagai balasannya, Spanyol diberikan hak untuk melakukan aktivitas perdagangan rempah-rempah di Tidore.
2. Menyebarkan Agama Katolik (Gospel)
Menurut catatan sejarawan, masuk dan berkembangnya agama katolik bersamaan dengan masuk dan berkembangnya penjelajahan dan pelayaran dunia yang dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda di Indonesia. Sembari melaksanakan aktivitas perdagangan rempah-rempahnya, bangsa Spanyol juga melakukan kegiatan penyebaran agama katolik.
Memang, sejak awal di dalam rombongan bangsa Spanyol, ikut pula para pastor serta misionaris lainnya untuk menyebarkan agama Katolik pada penduduk yang disinggahi para pelayar.
3. Mencari Kebanggaan dan Kejayaan (Glory)
Dalam kurun waktu Abad ke-16, bangsa-bangsa Eropa saling bersaing untuk menjadi bangsa paling unggul. Keunggulan tersebut diukur dari seberapa banyak wilayah yang berhasil ditaklukkan. Mereka berlomba untuk mencari daerah-daerah baru untuk menancapkan kekuasaan. Keberhasilan mendapatkan wilayah baru dianggap sebagai sebuah kebanggaan dan kejayaan (glory).
Ini pula yang dilakukan oleh bangsa Spanyol di Indonesia. Mereka melihat peluang untuk menjalin hubungan dengan Kerajaan Tidore setelah mengetahui bahwa kerajaan tersebut sedang terlibat perang dengan Kerajaan Ternate. Mereka menjadikan hubungan ini sebagai pembuka jalan untuk menguasai seluruh Kerajaan Tidore.
4. Menyebarkan Kebudayaan
Meskipun, keberadaan bangsa Spanyol di Indonesia dianggap relatif singkat (1521-1529), namun mereka berhasil menyebarkan beberapa kebudayaannya yang peninggalannya masih bisa kita saksikan sekarang ini. Peninggalan-peninggalan budaya Spanyol di Indonesia antara lain sebagai berikut:
- Malaga, suatu merk minuman campuran beralkohol, konon nama Malaga tersebut mengambil nama suatu tempat di kota Spanyol, yaitu kota di pesisir pantai selatan Spanyol.
- Nama marga di Minahasa, yaitu apabila seorang perempuan menikah, nama keluarga suami disisipkan. Misalnya, pria bermarga Assa, menikah dengan marga Damongilala, keluarga itu disebut keluarga Assa-Damongilala.
- Kuliner Panda, makanan ringan khas Manado. Konon kue pastel berisi ikan cakalang ini merupakan modifikasi makanan khas Amerika Selatan "empanada" yang dipopulerkan orang Spanyol di tanah Minahasa.
- Vihuela (semacam gitar klasik) yang digunakan hingga saat ini.
- Orang Spanyol suka menanam cabai, jahe, dan kunyit di wilayah logistik mereka, seperti di Minahasa.
- Kosakata dalam bahasa Spanyol masih kita jumpai saat ini, misalnya tornado, bonanza, matador, patio, grand supreme, dan lainnya.