Punya grup WhatsApp memang seru-seru sedap. Kadang ada hoaks berseliweran. Ada pula nostalgia, canda, dan bahkan perdebatan sengit. Grup WhatsApp, juga tentunya grup-grup sosial media lain, tentu menjadi ajang curah pikiran, pendapat, mungkin juga pendapatan. Satu orang bisa memiliki lebih dari sepuluh grup. Mulai grup komunitas, organisasi, lingkungan, hobi, hingga grup pekerjaan, dan komunitas lainnya.
Salah satu grup yang saya ikuti adalah grup alumni prodi di kampus. Karena ada di grup alumni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, otomatis sebagian penghuninya adalah guru bahasa Indonesia. Maka problem yang diangkat dan dibahas tidak jauh dari permasalahan pengajaran dan kebahasaan.
Pada hari ini, (Senin, 23 Oktober 2017) penguni grup Cabind 2009 (Cah Bahasa Indonesia Angkatan 2009) sedang membahas apakah kalimat 'Mereka makan dan minum di kedai itu." merupakan kalimat majemuk ataukah kalimat tunggal.
Menurut beberapa penghuni grup, kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk karena memiliki dua predikat yaitu 'makan' dan 'minum'. Sebagian penghuni grup yang rata-rata adalah guru bahasa Indonesia menganggap itu adalah kalimat majemuk. Dengan asumsi, terdiri dari dua klausa yaitu, 'mereka makan' dan 'mereka minum'.
Sementara si pemicu konflik (hehehe. lebih tepatnya pemicu debat) Indri Wahyu Lestari, mengunggah foto di grup bahwa itu adalah penjelasan dari buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang diterbitkan Pusat Bahasa. Tepatnya ada di halaman 39.
Memang, dalam penjelasan di buku pegangan tata bahasa untuk Bahasa Indonesia tersebut disebutkan bahwa kalimat Mereka makan dan minum di kedai merupakan kalimat tunggal. Bukan kalimat majemuk. Berikut penjelasan lengkap dalam buku tersebut:
Jika ditinjau dari jumlah klausanya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu dan karena itu predikatnya pun satu, atau dianggap sau karena merupakan predikat majemuk. Jadi, kalimat seperti
(29) Dia bekerja di bank.
(30) Mereka makan dan minum di kedai itu.
adalah kalimat tunggal dengan predikat bekerja dan makan dan minum.
Maka ada 'guyonan' untuk membuat TBBBI tandingan karena ada yang 'ngengkel' bahwa itu adalah kalimat majemuk dilihat dari jumlah predikatnya yang 'dianggap' dua.
Sementara, dalam Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia pada halaman 345, ada penjelasan yang lebih lengkap.
Pengertian kalimat tunggal dalam halaman 345 adalah kaimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan.
Sudah jelas di situ bahwa, yang disebut memiliki satu unsur kalimat adalah subjek atau predikatnya adalah adalah satu atau satu kesatuan. Maka, kalimat Mereka makan dan minum di kedai itu. Adalah kalimat tunggal. Subjeknya adalah mereka, predikatnya adalah makan dan minum sementara, di kedai itu merupukan keterangan tempat.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa, makan sendiri, sementara minum sendiri. Jika itu verba atau kata kerja yang bukan satu kesatuan mungkin tidak bisa dianggap satu. Misalnya. Dia makan kemudian tidur di kedai itu.
Predikat makan dan tidur merupakan dua predikat yang berbeda. Sementara makan dan minum merupakan satu tindakan, dan dianggap satu pekerjaan yang tidak bisa dipisahkan.
Sementara perdebatan masih berlangsung di grup itu hingga tulisan ini diturunkan.
Salam bulan bahasa, salam cinta Bahasa Indonesia!
Salah satu grup yang saya ikuti adalah grup alumni prodi di kampus. Karena ada di grup alumni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, otomatis sebagian penghuninya adalah guru bahasa Indonesia. Maka problem yang diangkat dan dibahas tidak jauh dari permasalahan pengajaran dan kebahasaan.
Pada hari ini, (Senin, 23 Oktober 2017) penguni grup Cabind 2009 (Cah Bahasa Indonesia Angkatan 2009) sedang membahas apakah kalimat 'Mereka makan dan minum di kedai itu." merupakan kalimat majemuk ataukah kalimat tunggal.
Menurut beberapa penghuni grup, kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk karena memiliki dua predikat yaitu 'makan' dan 'minum'. Sebagian penghuni grup yang rata-rata adalah guru bahasa Indonesia menganggap itu adalah kalimat majemuk. Dengan asumsi, terdiri dari dua klausa yaitu, 'mereka makan' dan 'mereka minum'.
Sementara si pemicu konflik (hehehe. lebih tepatnya pemicu debat) Indri Wahyu Lestari, mengunggah foto di grup bahwa itu adalah penjelasan dari buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang diterbitkan Pusat Bahasa. Tepatnya ada di halaman 39.
Memang, dalam penjelasan di buku pegangan tata bahasa untuk Bahasa Indonesia tersebut disebutkan bahwa kalimat Mereka makan dan minum di kedai merupakan kalimat tunggal. Bukan kalimat majemuk. Berikut penjelasan lengkap dalam buku tersebut:
Jika ditinjau dari jumlah klausanya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu dan karena itu predikatnya pun satu, atau dianggap sau karena merupakan predikat majemuk. Jadi, kalimat seperti
(29) Dia bekerja di bank.
(30) Mereka makan dan minum di kedai itu.
adalah kalimat tunggal dengan predikat bekerja dan makan dan minum.
Maka ada 'guyonan' untuk membuat TBBBI tandingan karena ada yang 'ngengkel' bahwa itu adalah kalimat majemuk dilihat dari jumlah predikatnya yang 'dianggap' dua.
Sementara, dalam Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia pada halaman 345, ada penjelasan yang lebih lengkap.
Pengertian kalimat tunggal dalam halaman 345 adalah kaimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan.
Sudah jelas di situ bahwa, yang disebut memiliki satu unsur kalimat adalah subjek atau predikatnya adalah adalah satu atau satu kesatuan. Maka, kalimat Mereka makan dan minum di kedai itu. Adalah kalimat tunggal. Subjeknya adalah mereka, predikatnya adalah makan dan minum sementara, di kedai itu merupukan keterangan tempat.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa, makan sendiri, sementara minum sendiri. Jika itu verba atau kata kerja yang bukan satu kesatuan mungkin tidak bisa dianggap satu. Misalnya. Dia makan kemudian tidur di kedai itu.
Predikat makan dan tidur merupakan dua predikat yang berbeda. Sementara makan dan minum merupakan satu tindakan, dan dianggap satu pekerjaan yang tidak bisa dipisahkan.
Sementara perdebatan masih berlangsung di grup itu hingga tulisan ini diturunkan.
Salam bulan bahasa, salam cinta Bahasa Indonesia!